Social Icons

Instagram

Sunday, December 21, 2014

[Oneshot] Comeback Home



Tittle :
Comeback Home

Main Cast :
Jang Wooyoung of 2PM
Lee Sangmi (OC)

Genre :
Romance
Marriage Life

Rating :
13



***

I can hear you breathing from somewhere
Red tears are flowing
I miss your smell that once held me
Come Back Home
Can you come back home?

***

Seorang wanita bernama Lee Sangmi terlihat sedang menelepon, tetapi orang yang ia telepon tidak mengangkatnya. Ia tidak putus asa, ia terus menerus mencoba menelpon, tapi nihil, telepon tak kunjung diangkat, ia pun mendesah kecewa.
Sementara, di belahan bumi lain, seorang pria sedang melakukan tour konsernya bersama teman-temannya. Handphone si pria itu terus berbunyi, tetapi pria tersebut tak kunjung mengangkatnya. Ia hanya memandangi handphonenya saja.

“Perlukah aku mengangkatnya?” tanya Junho, teman pria itu.

“Sepertinya istrimu terus saja meneleponmu” ucap Taecyoon yang mengintip handphone si pria.

“Tidak usah” tegas si pria, kemudian pria tersebut mematikan handphonenya dan naik ke atas panggung untuk bernyanyi dengan tersenyum, bukan senyum tulus yang ia tampakkan, tetapi senyuman yang terkesan dipaksakan.


Lee Sangmi Pov

Aku mendesah pelan, sudah 1 minggu ia tak mengabari maupun menjawab panggilan dariku. Apa ia begitu sibuk sampai-sampai panggilan dari istrinya tidak ia angkat? Yah, beginilah hidupku semenjak suamiku, Jang Wooyoung yang merupakan bintang hallyu melamarku dan beberapa bulan setelah itu kami menikah. Memang pada awal kami menikah, ia tidak begitu sibuk, tetapi setelah aku melahirkan anak pertama kami, Jang Yeonju, ia malah sibuk dengan tur konsernya bersama 2pm ke berbagai belahan dunia, sehingga dia jarang menghubungiku.

Karena Wooyoung tidak kunjung mengangkat telepon dariku, aku memutuskan untuk menelepon Naomi, sahabatku sekaligus pacar Junho 2pm.

“Naomi, apa 2pm akhir-akhir ini sibuk sekali? Apa Junho sering menghubungimu?” tanyaku.

“Sepertinya mereka sibuk, tapi Junho selalu menghubungiku” jawab Naomi yang membuatku heran.

“Baiklah kalau begitu, aku tutup teleponnya ya! Bye.” ucapku.

“Bye.”

Malamnya, aku menidurkan Yeonju di kamarnya seperti biasa, kemudian aku berjalan menuju kamarku. Aku tidur lebih awal karena aku sangat kelelahan setelah menemani Yeonju bermain. Akupun memejamkan mataku sambil berharap Wooyoung ada di sampingku pada saat aku membuka mata di pagi hari.
Sinar matahari menembus jendela kamar, aku merasakan sebuah tangan kekar memelukku, dan aku mencium bau yang sangat aku rindukan, kucoba membuka mataku berharap ini semua bukanlah mimpi. Saat ku membuka mata, ku lihat dada bidang yang sangat aku kenal. Aku mendongakkan kepalaku untuk melihat wajahnya, ku tatap wajah itu, wajah yang sangat aku rindukan. Dengan gerakan reflek ku peluk tubuh itu seolah aku tidak membiarkannya pergi.

“Kau sudah bangun?” tanyanya.

“Good morning” ucapku sambil menenggelamkan wajahku ke dada bidangnya.

“Kau bau! Apa kau langsung tidur dan tidak mencuci kaki dan tanganmu dulu?” omelku.

“Ani. Aku sangat lelah jadi aku langsung tidur. Tapi bukankah kau sangat menyukai bau badanku yang seperti ini?”

Mendengar itu, pipiku langsung memerah bak kepiting rebus. Ia hanya tertawa kecil melihat pipiku yang memerah. Akupun berusaha menutupinya dengan melotot kepadanya dan bertindak galak.

“Sejak kapan kau menjadi jorok seperti ini?” tanyaku.

Ia tidak menjawab pertanyaanku, ia hanya tersenyum menatapku. Aku yang ditatap seperti itu menjadi salah tingkah. Aku mencoba mengganti topik pembicaraan.

“Uhm, bisa kau lepaskan tanganmu? Aku harus membuka jendela kamar Yeonju”

“Bisakah kita tetap seperti ini untuk beberapa menit kedepan?” tanyanya sambil mengencangkan cengkramannya.

“Kenapa kau tidak membalas pesanku kalau kau sudah membacanya?” omelku.

Ia hanya memandangiku dengan tersenyum. Akupun jadi kesal dengan tingkahnya.

“Kenapa kau tidak pernah menjawab panggilanku maupun meneleponku walau hanya sekali? Kenapa kau...” Omelku sambil meninggikan suaraku sebelum ia menghentikan omelanku dengan mendekatkan bibirnya.

Kring-kring-kring... Alarm berbunyi tepat pada pukul 7 pagi. Aku terbangun, dan kemudian menghela napas dengan berat sambil mengomel bahwa itu semua hanya mimpi. Dengan berat hati, aku bangun dari tempat tidurku dan berjalan berjalan pelan dengan malasnya ke kamar mandi untuk mencuci mukaku dan kemudian ke kamar Yeonju untuk membangunkannya.

Semua kegiatan sehari-hari yang biasaya dilakukan oleh Wooyoung, kali ini aku yang menggantikannya, termasuk dalam hal mengajak Yeonju untuk menyikat giginya.

Pagi ini aku menemui sahabatku yang sekaligus merupakan pacar Junho, Naomi. Sebelum aku menemui Naomi, aku mampir ke cafe ibuku, And Here cafe untuk menitipkan Yeonju.

“Sangmi, bagaimana kabar Wooyoung?” tanya ibuku.

“Uhm, dia baik-baik saja. Dia sedang sibuk dengan jadwal konser tour di Eropa.” Jawabku.

Di depan ibu, aku terpaksa berpura-pura mengatakan bahwa rumah tanggaku baik-baik saja, karena ia sangat menentang pernikahanku karena jarak usiaku dengan Wooyoung yang terpaut cukup jauh, yaitu 10 tahun. Tapi untungnya setelah aku melahirkan Yeonju, ibu tidak lagi menentang pernikahan kami.

Aku menemui Naomi di sebuah restaurant. Awalnya kami berbincang bincang sangat lama, hingga aku melupakan Yeonju yang aku titipkan di cafe.

“Kapan kau berencana menikah dengan Junho?” tanyaku.

“Entahlah. Ia belum melamarku. Aku rasa kami akan menikah setelah para member yang tertua menikah duluan” jawabnya.

“Yak! Apa kau menyindirku karena Wooyoung yang pertama menikah dan mendahului hyung-hyungnya” ucapku. Memang benar, Wooyounglah yang pertama kali menikah, padahal semua fans bahkan JYP sendiri berpikir kalau Wooyoung bakal jadi member terakhir yang menikah.

“Hahaha... Aku cuman bercanda. Tapi, Junho Oppa sama sekali belum berencana melamarku” kata Naomi.

“By the way, Sangmi-ya. Apa kau sudah bisa menghubungi suamimu?” tanya Naomi.

“Belum unni, ponselnya tidak aktif” jawabku sedih.

“Begini Sangmi-ya. Aku dan unni-unni yang lain berencana untuk datang ke konser mereka akhir minggu ini. Apa kau mau ikut?” tanya Naomi.

“Tapi unni, aku takut jika aku kesana dan melihat sesuatu yang akan membuat hatiku sakit seperti dahulu.” Jawabku.

Flashback...

Sebelum kami menikah, aku sempat satu kali mengunjungi konsernya. Aku dengan bebasnya dapat keluar masuk backstage karena statusku yang merupakan pacar Jang Wooyoung. Tapi, hari itu, setelah konser selesai, di backstage, aku melihat seseorang yang aku kenal. Perlahan, aku dekati dia dan ku pegang pundaknya. Aku menjadi tegang saat melihat orang tersebut membalikkan badannya ke arahku.

“Annyeonghasseyo, Seyoung eonni” sapaku.

“Ne. Apa yang sedang kau lakukan disini Sangmi-ya?” tanyanya.

“Aaa..aku mengunjungi Junho” jawabku berbohong. “Bagaimana denganmu?”

“Aku mengunjungi Wooyoung. Dia mengundangku untuk datang ke konsernya” jawabnya yang membuatku seperti tersambar petir. Bagaimana tidak? Pacarku, Jang Wooyoung mengundang Park Seyoung yang merupakan mantan istri virtualnya di WGM ke konsernya, sedangkan aku yang merupakan pacar aslinya dan pacarnya sekarang malah tidak ia undang. Beberapa menit kemudian, Wooyoung muncul dan mendekati kami berdua. Melihatnya datang aku segera menyapanya se-normal mungkin.

“Apa yang kau lakukan disini Lee Agassi?” tanya Wooyoung.
Mendengarnya memanggilku dengan panggilan Lee Agassi sontak membuatku terkejut dan tidak percaya dia menganggap kami tidak memiliki hubungan apapun.

“Aku menemui Junho.” Jawabku singkat.

“Oh. Kalau begitu kami berdua pamit dahulu ya Lee Agassi” ucapnya sambil menekankan kata Lee Agassi.

“Have fun! Jangssi” balasku dengan nada marah.

Flashack end...

“Aku akan mendukungmu jika si perempuan sihir itu muncul lagi” ucap Naomi.

“Benarkah itu eonni? Kau akan mendukungku?” tanyaku.

“Ne. Aku, Junho beserta para member 2pm lainnya dan pacar-pacarnya akan mendukungmu sepenuh hati” jawabnya.

Karena Naomi meyakinkanku bahwa ia dan lainnya akan mendukungku sepenuhnya, jadilah aku berangkat membawa Yeonju ke Paris untuk menonton konser JYP. Di pesawat, Yeonju sangat excited karena ia akan bertemu Appanya. Selama di perjalanan, aku berbincang-bincang dengan Tiffany eonni.

Pesawat mendarat dengan mulus, aku dan yang lainnya segera menuju tempat konser. Di tempat konser, kami membeli beberapa fangoods. Pada saat kami mengantri memasuki tempat konser, untungnya banyak fans yang tidak mengenali kami atau bahkan mungkin pura-pura tidak tahu. Setelah kami memasuki gedung, kami langsung menuju backstage untuk menemui Wooyoung, tetapi sayangnya kami tidak dapat bertemu dengannya, para staff mengatakan bahwa ia sedang sibuk, tapi aku yakin bukan karena itu.

Di depan ruang tunggu 2pm, aku bertemu dengan Jaebum, leader Got7 yang merupakan teman baikku. Aku mengenalkan Jaebum kepada Yeonju.

“Yeonju-a, apa kau ingat dengan samchoon ini?” tanyaku.

“Aku tidak ingat. Ahjussi, anda siapa?” tanya Yeonju dengan nada cute.

“Ahjussi ini bernama Jaebum. Dia teman baik eommamu dan appamu. Kau panggil dia Jaebum samchoon” ucapku.

Jaebum berjongkok untuk menyetarakan tingginya dengan Yeonju. Jaebum mengelus sayang rambut Yeonju.

“Kau dapat memanggilku Jaebum Oppa” ucap Jaebum sambil menununjukkan winknya dan eyesmilenya yang dapat menyihir semua orang, bahkan dirikupun pernah tersihir akan eyesmilenya.

“Yak! Apa-apaan kau menyuruh anakku memanggilmu Oppa!” seru Wooyoung yang sedari tadi menguping pembicaraan kami.

“Yeonju-a. Panggil saja dia samchoon” ujar Wooyoung.

“Jaebum Oppa! Sebaiknya kita main diluar saja” ujar Yeonju dengan memelas kepada Jaebum.

“Yak! Yeonju-a. Kau lebih suka Appa atau Jaebum?” tanya Wooyoung.

“Jaebum Oppa!” seru Yeonju.

“wae?” tanyaku.

“Jaebum Oppa lebih tampan dari Appa” jawab Yeonju dengan polosnya.

Yeonju kemudian langsung meminta gendong pada Jaebum, Jaebum langsung menanggapi permintaan Yeonju dan menggendongnya di punggung. Merka langsung kabur ke luar, sementara aku berjalan pelan-pelan mengikuti mereka.

“Yeobo” seru Wooyoung.

Aku berpura-pura tidak mendengarnya dan tetap berjalan meninggalkannya.

“Sangmi-ya! Jang Sangmi” serunya lebih keras.
Dengan kesal aku menoleh.

“Apa aku mengenalmu ahjussi?” tanyaku sambil menekankan kata Ahjussi, kata yang sering aku ucapkan ketika aku sedang marah kepada Wooyoung, bahkan aku pernah memanggilnya dengan Haraboeji ketika aku sangat marah kepadanya.

Wooyoung menarikku masuk ke ruang tunggu 2pm, dan mengajakku berbicara berdua dengannya.

“Wae? Kenapa kau kemari?” tanyanya.

“Kenapa kau tidak membalas pesanku? Kenapa kau mengabaikan panggilanku? Kenapa kau mematikan ponselmu?” tanyaku dengan nada tinggi setengah terisak.

“Aku sibuk” jawabnya singkat.

“Kau sibuk atau memang kau tidak mau mengangkat panggilanku hah? Junho bilang kau tidak sibuk, dan jadwal mereka tidak padat. Tapi kenapa kau malah tidak meneleponku sekalipun. Bahkan Junho juga menyempatkan waktu luangnya untuk menelepon Naomi. Sesibuk-sibuknya, kau harusnya meneleponku. Kau ini kan...” belum sempat aku melanjutkan kata-kataku, ia sudah menciumku. Aku membelalakkan mataku. Sungguh aku terkaget dengan ini semua. Akupun segera mendorong Wooyoung menjauh.

“Oppa! I hate you!” teriakku langsung berjalan keluar, kemudian ia menghentikan langkahku dengan memelukku dari belakang.

“Bukankah kau sangat menyukai back hug?” tanyanya sambil memelukku dengan eratnya.
Blush, semburat merah dipipiku langsung muncul. Aku kaget serta malu dari mana dia mengetahui semuanya. Beberapa menit kemudian JYP memergoki kami berdua.

“Yak! Kalian berdua ini. Kalian bisa melakukan itu di rumah, kenapa kalian malah bermesraan di backstage huh?” tanya JYP.

Aku berusaha melepaskan pelukannya, tetapi semakin aku berusaha melepaskan, semakin erat dia memelukku.

“Oh, geez. kalian ini. Wooyoung-a get ready in 30 minutes okay?” ucap JYP yang langsung meninggalkan kami berdua.

“Ahjussi, lepaskan aku. Kau harus bersiap-siap naik ke panggung huh!” ucapku.

“Sirheo. Aku akan melepaskanmu jika kau berjanji untuk tidak marah lagi” ujarnya.

“Baiklah. Aku berjanji tidak akan marah lagi.” ujarku.

“Jangan pernah memanggilku Ahjussi maupun Haraboeji lagi ya?” tanyanya.

“Baiklah yeobo.” Jawabku.

Kemudian dia melepaskan pelukannya dan bergegas ke fitting room, tetapi sebelumnya ia sempat mengecup bibirku sekilas. Setelah kepergiannya, Jaebum mengantarkan Yeonju kembali kepadaku. Aku kemudian mengajaknya untuk menonton penampilan Appanya. Kami duduk di tempat yang tidak terlalu jauh dari panggung dan tidak terlalu dekat dengan panggung. Yeonju sangat excited saat melihat appanya naik ke panggung. Lagu pertama yang Wooyoung nyanyikan adalah Sexy Lady, kemudian disusul para member 2pm menyanyikan Go Crazy dan I’m your man bersama-sama di atas panggung. Setelah mereka menyanyi diadakan fantalk beberapa menit. Mereka megucapkan bahwa mereka sangat bahagia karena  dapat bertemu dengan Hottest Paris.

“Good night Paris. Saranghae Yeobo, ttal (daughter)” ucap Wooyoung.

Setelah Wooyoung mengatakan kata-kata tersebut, para fans langsung mencari-cari diriku dan Yeonju diantara kerumunan fans disini. Dan akhirnya mereka menyadari kehadiranku. Aku langsung memberi hormat kepada mereka, sementara mereka tersenyam-senyum melihatku dan Yeonju. Well, ini pertama kalinya aku membawa Yeonju ke publik seperti ini.

Selesai konser, aku segera pamit ke JYP karena aku tidak dapat menghadiri pesta rutin sehabis konser. JYP memaklumi keadaanku dan menyarankanku agar segera beristirahat. Wooyoung mengajakku dan Yeonju ke kamar hotelnya. Di kamar, aku langsung menidurkan Yeonju di kasur dan menyiapkan air hangat untuk Wooyoung mandi. Namun, Wooyoung menyuruhku untuk beristirahat saja, karena ia yang akan mengurus semuanya. Aku pun menurut dan langsung menghempaskan diriku ke kasur dan tidur.

Sangmi Pov end


Wooyoung Pov

Sehabis mandi, aku melihat istriku tidur dengan nyenyaknya dan itu membuatku merasa bersalah karena telah meninggalkan dirinya begitu lama, tapi apa boleh buat, aku kan mencari nafkah untuk keluargaku, untuk istriku dan Yeonju kami. Paginya, untuk menebus rasa bersalahku kepada Yeonju dan juga terutama kepada istriku, aku membuatkan sarapan untuknya, makanan yang sangat ia sukai. Yeonju terbangun setelah aku selesai membuat sarapan. Aku segera mengajak Yeonju untuk menyikat giginya, agar Yeonju tidak membangunkan Sangmi yang sedang tertidur pulas.
Segera setelah semuanya beres, aku melihat istriku mengerjapkan matanya. Aku segera menyapanya saperti yang aku lakukan di rumah.

“Good morning” sapaku.

Aku membantunya untuk bangun dari tempat tidur. Setelah sarapan, kami langsung berjalan-jalan di Paris. Aku tahu kalau Sangmi pasti sangat senang, mengingat ia dulu sangat ingin ke Paris. Di perjalanan, Yeonju merengek meminta gendong ibunya, tetapi melihat Sangmi yang kelelahan membuatku menggendong Yeonju. Tiba-tiba sesuatu menangkap mata istriku, dia berteriak dan berlari menghampiri sebuah toko pakaian seolah-olah dia melihat idolanya, tunggu dulu, tetapi idolanya selama ini kan hanya aku, hanya ada aku dimatanya. Kemudian, dengan penasaran aku mengikuti istriku. Dia menghampiri rak baju-baju. Dia kemudian mengambil salah satu dari baju itu, kemudian dia menghampiri rak baju yang lain dan mengambil baju. Setelah selesai, dia menghampiriku.

“Yeobo, belikan aku ini” pintanya.

Aku mendongak melihat ke arahnya, dan aku dikejutkan oleh baju yang berada di tangannya, bukan hanya satu maupun dua, ia memegang 10 baju dengan harga satu baju yang lumayan mahal.

“Tapi, bukankah itu terlalu banyak chagi?” tanyaku.

“Jebalyo. Uang di visaku semakin menipis karena itu aku memakai uangmu” jawabnya dengan muka yang memelas.

Semenjak dia mengandung, dia tidak kuijinkan untuk bekerja, jadi tidak heran uangnya menipis. Melihatnya memelas dengan muka seperti itu membuatku simpati kepadanya dan memberikan visaku secara cuma-cuma.

“Gumawo” ucapnya pelan sambil berlari kecil ke arah kasir.

Sepuluh potong pakaian cukuplah berat, tetapi aku tetap kuat membawanya sambil menggendong Yeonju yang entah sejak kapan sudah tertidur pulas. Kami memutuskan untuk makan siang di restaurant Italia yang terkenal, tetapi ternyata di dalam restaurant tersebut banyak orang yang mengenali kami. Mereka meminta untuk berselfie denganku, dan juga ada yang meminta tanda tanganku. Aku melihat istriku di sela-sela melayani para fans, ia duduk di kursinya dengan mulut manyun-manyun tanda ia sedang kesal. Tak mau membuat marah istriku, aku segera mengakhiri fans service, dan kembali duduk di depan istriku.

“Apa kau cemburu melihatku dekat dengan fans-fans tadi?” tanyaku.

“Ani, aku hanya merasa risih” jawabnya.

“Kalau begitu apa aku harus melanjutkan fans service? Haruskah aku menerima layanan hug?” godaku.

Mendengar godaanku, istriku langsung memelototiku. Aku terkekeh dengan sikapnya yang agak kekanak-kanakan.

Saat istriku memakan makanannya, Yeonju berlarian keseluruh restaurant membuatku susah menangkapnya. Untunglah, salah satu fans menangkap Yeonju dan menyerahkannya ke gendonganku. Aku kembali ke tempat duduk dan menyuapi Yeonju bubur kesukaanya, sementara istriku memakan makanannya sambil sesekali menyuapiku sesendok nasi.

Kami menjelajahi seluruh kota Paris dalam sehari, karena kami harus kembali ke Seoul malam harinya.

Wooyoung Pov end.


Author Pov

Sepasang suami istri beserta anak perempuannya yang masih berusia 3 tahun keluar dari bandara Incheon. Mereka disambut oleh fans-fans 2pm. Sebelum memasuki mobil, mereka sempat melambaikan tangan mereka ke arah fans dan tersenyum. Melihat lambaian sepasang suami istri tersebut, para fans menjerit, mereka tidak menyangka bahwa mereka tidak akan melupakan para fans. Meskipun sang Istri merupakan model tetapi bukan model profesional, mereka tetap mendukung kedua pasang suami istri tersebut.
Sementara di dalam mobil meninggalkan bandara Incheon, Sangmi tersipu malu. Ia tidak menyangka bahwa ia akan disambut oleh banyak fans seperti itu.

“Bukankah menyenangkan mempunyai suami idol sepertiku?” tanya Wooyoung.

“Uhm, iya. Tapi aku masih membayangkan jika aku menikah dengan Jaebum, atau Jungkook atau Chanwoo, pasti fans yang menyambutku bakal lebih banyak dan mereka pasti masih muda-muda” ujar Sangmi.

 “Tapi kalau kau menikah dengan Jaebum, Jungkook, maupun Chan siapa tadi, kau bakal di bash oleh banyak fans” ujar Wooyoung sambil tertawa.

Sesampainya di Apartemen mereka di kawasan Gangnam, mereka membereskan barang-barang. Di tengah-tengah kesibukan, ponsel Sangmi berbunyi, ia mengangkatnya. Setelah menutup telepon, wajah Sangmi keliatan ragu untuk menanyakan suaminya.

“Telepon dari siapa itu?” tanya Wooyoung.

“uu..uhm.. YG sajangnim meneleponku, ia berkata bahwa besok aku diharuskan kembali bekerja. Dan aku ada pemotretan untuk majalah Vogue minggu depan. Bbb... bolehkan jika aku bekerja besok?”

“Uhm... aku tidak ada jadwal bulan ini, kalau kau tidak kecapaian aku membolehkanmu”

“Gumawo yeobo” ucap Sangmi sambil mengecup bibir Wooyoung sekilas.

Paginya, Sangmi sudah bersiap-siap untuk berangkat bekerja, tetapi sebelumnya ia sudah memasakkan makanan untuk suami dan anaknya. Saat ia akan melangkahkan kaki keluar pintu apartemen, ia mendengar suara Yeonju yang memanggilnya dan berlari ke arahnya.

“Eomma eodiga?” tanyanya.

“Eomma mau bekerja sayang. Kau baik-baik di rumah ya dengan Appa.” Jawabnya sambil menciumi pipi anak satu-satunya itu.

Yeonju yang masih kecil tidak mengerti kenapa eomma dan appanya selalu pergi bergantian, ia hanya mengetahui bahwa mereka bekerja untuk mencari uang. Memang, kehidupannya sebagai anak dari sepasang selebriti membuatnya jarang bertemu dengan eomma dan appanya secara bersamaan. Tetapi suatu saat Yeonju kecil akan mengerti jerih payah orang tuanya. Dan suatu saat mereka akan pulang bersamaan dan menikmati waktu keluarga mereka.


The End.

[Comment]
Yeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah............ mutskyyy is back, baby!! *alay *okelupakan
I'm sorry for the typo and kesalahan kata dalam penulisan ff ini

Akhirnya setelah hiatus saya kembali pemirsaaaah... Awalnya bingung mau nulis apa, tetapi tiba-tiba muncul pelangi setelah mendengarkan lagu Comeback Homenya 2ne1.

Karena gue masih setia sama pasangan Woo-mi, dan gue gak mau kalah sama Sungmin-Saeun, lahirlah ff ini. Karena gue males ngelanjutin lagi, jadilah oneshoot.

By the way Merry Christmas everybodeeeh and Happy new year readers!

bow with my lovely hubby, Jang Wooyoung

No comments:

Post a Comment

 
Blogger Templates