Tittle :
Comeback Home
Main Cast :
Jang Wooyoung of 2PM
Lee Sangmi (OC)
Genre :
Romance
Marriage Life
Rating :
13
***
I can hear you breathing from somewhere
Red tears are flowing
I miss your smell that once held me
I miss your smell that once held me
Come Back Home
Can you come back home?
Can you come back home?
***
Seorang wanita bernama Lee Sangmi terlihat sedang menelepon, tetapi orang
yang ia telepon tidak mengangkatnya. Ia tidak putus asa, ia terus menerus
mencoba menelpon, tapi nihil, telepon tak kunjung diangkat, ia pun mendesah
kecewa.
Sementara, di belahan bumi lain, seorang pria sedang melakukan tour
konsernya bersama teman-temannya. Handphone si pria itu terus berbunyi, tetapi
pria tersebut tak kunjung mengangkatnya. Ia hanya memandangi handphonenya saja.
“Perlukah aku mengangkatnya?” tanya Junho, teman pria itu.
“Sepertinya istrimu terus saja meneleponmu” ucap Taecyoon yang mengintip
handphone si pria.
“Tidak usah” tegas si pria, kemudian pria tersebut mematikan handphonenya
dan naik ke atas panggung untuk bernyanyi dengan tersenyum, bukan senyum tulus
yang ia tampakkan, tetapi senyuman yang terkesan dipaksakan.
Lee Sangmi Pov
Aku mendesah pelan, sudah 1 minggu ia tak mengabari maupun menjawab
panggilan dariku. Apa ia begitu sibuk sampai-sampai panggilan dari istrinya
tidak ia angkat? Yah, beginilah hidupku semenjak suamiku, Jang Wooyoung yang
merupakan bintang hallyu melamarku dan beberapa bulan setelah itu kami menikah.
Memang pada awal kami menikah, ia tidak begitu sibuk, tetapi setelah aku
melahirkan anak pertama kami, Jang Yeonju, ia malah sibuk dengan tur konsernya
bersama 2pm ke berbagai belahan dunia, sehingga dia jarang menghubungiku.
Karena Wooyoung tidak kunjung mengangkat telepon dariku, aku memutuskan
untuk menelepon Naomi, sahabatku sekaligus pacar Junho 2pm.
“Naomi, apa 2pm akhir-akhir ini sibuk sekali? Apa Junho sering
menghubungimu?” tanyaku.
“Sepertinya mereka sibuk, tapi Junho selalu menghubungiku” jawab Naomi yang
membuatku heran.
“Baiklah kalau begitu, aku tutup teleponnya ya! Bye.” ucapku.
“Bye.”
Malamnya, aku menidurkan Yeonju di kamarnya seperti biasa, kemudian aku
berjalan menuju kamarku. Aku tidur lebih awal karena aku sangat kelelahan
setelah menemani Yeonju bermain. Akupun memejamkan mataku sambil berharap
Wooyoung ada di sampingku pada saat aku membuka mata di pagi hari.
Sinar matahari menembus jendela kamar, aku merasakan sebuah tangan kekar
memelukku, dan aku mencium bau yang sangat aku rindukan, kucoba membuka mataku
berharap ini semua bukanlah mimpi. Saat ku membuka mata, ku lihat dada bidang
yang sangat aku kenal. Aku mendongakkan kepalaku untuk melihat wajahnya, ku
tatap wajah itu, wajah yang sangat aku rindukan. Dengan gerakan reflek ku peluk
tubuh itu seolah aku tidak membiarkannya pergi.
“Kau sudah bangun?” tanyanya.
“Good morning” ucapku sambil menenggelamkan wajahku ke dada bidangnya.
“Kau bau! Apa kau langsung tidur dan tidak mencuci kaki dan tanganmu dulu?”
omelku.
“Ani. Aku sangat lelah jadi aku langsung tidur. Tapi bukankah kau sangat
menyukai bau badanku yang seperti ini?”
Mendengar itu, pipiku langsung memerah bak kepiting rebus. Ia hanya tertawa
kecil melihat pipiku yang memerah. Akupun berusaha menutupinya dengan melotot
kepadanya dan bertindak galak.
“Sejak kapan kau menjadi jorok seperti ini?” tanyaku.
Ia tidak menjawab pertanyaanku, ia hanya tersenyum menatapku. Aku yang
ditatap seperti itu menjadi salah tingkah. Aku mencoba mengganti topik
pembicaraan.
“Uhm, bisa kau lepaskan tanganmu? Aku harus membuka jendela kamar Yeonju”
“Bisakah kita tetap seperti ini untuk beberapa menit kedepan?” tanyanya
sambil mengencangkan cengkramannya.
“Kenapa kau tidak membalas pesanku kalau kau sudah membacanya?” omelku.
Ia hanya memandangiku dengan tersenyum. Akupun jadi kesal dengan
tingkahnya.
“Kenapa kau tidak pernah menjawab panggilanku maupun meneleponku walau
hanya sekali? Kenapa kau...” Omelku sambil meninggikan suaraku sebelum ia
menghentikan omelanku dengan mendekatkan bibirnya.
Kring-kring-kring... Alarm berbunyi tepat pada pukul 7 pagi. Aku terbangun,
dan kemudian menghela napas dengan berat sambil mengomel bahwa itu semua hanya
mimpi. Dengan berat hati, aku bangun dari tempat tidurku dan berjalan berjalan
pelan dengan malasnya ke kamar mandi untuk mencuci mukaku dan kemudian ke kamar
Yeonju untuk membangunkannya.
Semua kegiatan sehari-hari yang biasaya dilakukan oleh Wooyoung, kali ini
aku yang menggantikannya, termasuk dalam hal mengajak Yeonju untuk menyikat
giginya.
Pagi ini aku menemui sahabatku yang sekaligus merupakan pacar Junho, Naomi.
Sebelum aku menemui Naomi, aku mampir ke cafe ibuku, And Here cafe untuk
menitipkan Yeonju.
“Sangmi, bagaimana kabar Wooyoung?” tanya ibuku.
“Uhm, dia baik-baik saja. Dia sedang sibuk dengan jadwal konser tour di
Eropa.” Jawabku.
Di depan ibu, aku terpaksa berpura-pura mengatakan bahwa rumah tanggaku
baik-baik saja, karena ia sangat menentang pernikahanku karena jarak usiaku
dengan Wooyoung yang terpaut cukup jauh, yaitu 10 tahun. Tapi untungnya setelah
aku melahirkan Yeonju, ibu tidak lagi menentang pernikahan kami.
Aku menemui Naomi di sebuah restaurant. Awalnya kami berbincang bincang
sangat lama, hingga aku melupakan Yeonju yang aku titipkan di cafe.
“Kapan kau berencana menikah dengan Junho?” tanyaku.
“Entahlah. Ia belum melamarku. Aku rasa kami akan menikah setelah para
member yang tertua menikah duluan” jawabnya.
“Yak! Apa kau menyindirku karena Wooyoung yang pertama menikah dan
mendahului hyung-hyungnya” ucapku. Memang benar, Wooyounglah yang pertama kali
menikah, padahal semua fans bahkan JYP sendiri berpikir kalau Wooyoung bakal
jadi member terakhir yang menikah.
“Hahaha... Aku cuman bercanda. Tapi, Junho Oppa sama sekali belum berencana
melamarku” kata Naomi.
“By the way, Sangmi-ya. Apa kau sudah bisa menghubungi suamimu?” tanya
Naomi.
“Belum unni, ponselnya tidak aktif” jawabku sedih.
“Begini Sangmi-ya. Aku dan unni-unni yang lain berencana untuk datang ke
konser mereka akhir minggu ini. Apa kau mau ikut?” tanya Naomi.
“Tapi unni, aku takut jika aku kesana dan melihat sesuatu yang akan membuat
hatiku sakit seperti dahulu.” Jawabku.
Flashback...
Sebelum kami menikah, aku sempat satu kali mengunjungi konsernya. Aku
dengan bebasnya dapat keluar masuk backstage karena statusku yang merupakan
pacar Jang Wooyoung. Tapi, hari itu, setelah konser selesai, di backstage, aku
melihat seseorang yang aku kenal. Perlahan, aku dekati dia dan ku pegang
pundaknya. Aku menjadi tegang saat melihat orang tersebut membalikkan badannya
ke arahku.
“Annyeonghasseyo, Seyoung eonni” sapaku.
“Ne. Apa yang sedang kau lakukan disini Sangmi-ya?” tanyanya.
“Aaa..aku mengunjungi Junho” jawabku berbohong. “Bagaimana denganmu?”
“Aku mengunjungi Wooyoung. Dia mengundangku untuk datang ke konsernya”
jawabnya yang membuatku seperti tersambar petir. Bagaimana tidak? Pacarku, Jang
Wooyoung mengundang Park Seyoung yang merupakan mantan istri virtualnya di WGM
ke konsernya, sedangkan aku yang merupakan pacar aslinya dan pacarnya sekarang
malah tidak ia undang. Beberapa menit kemudian, Wooyoung muncul dan mendekati
kami berdua. Melihatnya datang aku segera menyapanya se-normal mungkin.
“Apa yang kau lakukan disini Lee Agassi?” tanya Wooyoung.
Mendengarnya memanggilku dengan panggilan Lee Agassi sontak membuatku
terkejut dan tidak percaya dia menganggap kami tidak memiliki hubungan apapun.
“Aku menemui Junho.” Jawabku singkat.
“Oh. Kalau begitu kami berdua pamit dahulu ya Lee Agassi” ucapnya sambil
menekankan kata Lee Agassi.
“Have fun! Jangssi” balasku dengan nada marah.
Flashack end...
“Aku akan mendukungmu jika si perempuan sihir itu muncul lagi” ucap Naomi.
“Benarkah itu eonni? Kau akan mendukungku?” tanyaku.
“Ne. Aku, Junho beserta para member 2pm lainnya dan pacar-pacarnya akan
mendukungmu sepenuh hati” jawabnya.
Karena Naomi meyakinkanku bahwa ia dan lainnya akan mendukungku sepenuhnya,
jadilah aku berangkat membawa Yeonju ke Paris untuk menonton konser JYP. Di
pesawat, Yeonju sangat excited karena ia akan bertemu Appanya. Selama di
perjalanan, aku berbincang-bincang dengan Tiffany eonni.
Pesawat mendarat dengan mulus, aku dan yang lainnya segera menuju tempat
konser. Di tempat konser, kami membeli beberapa fangoods. Pada saat kami
mengantri memasuki tempat konser, untungnya banyak fans yang tidak mengenali
kami atau bahkan mungkin pura-pura tidak tahu. Setelah kami memasuki gedung,
kami langsung menuju backstage untuk menemui Wooyoung, tetapi sayangnya kami
tidak dapat bertemu dengannya, para staff mengatakan bahwa ia sedang sibuk,
tapi aku yakin bukan karena itu.
Di depan ruang tunggu 2pm, aku bertemu dengan Jaebum, leader Got7 yang
merupakan teman baikku. Aku mengenalkan Jaebum kepada Yeonju.
“Yeonju-a, apa kau ingat dengan samchoon ini?” tanyaku.
“Aku tidak ingat. Ahjussi, anda siapa?” tanya Yeonju dengan nada cute.
“Ahjussi ini bernama Jaebum. Dia teman baik eommamu dan appamu. Kau panggil
dia Jaebum samchoon” ucapku.
Jaebum berjongkok untuk menyetarakan tingginya dengan Yeonju. Jaebum
mengelus sayang rambut Yeonju.
“Kau dapat memanggilku Jaebum Oppa” ucap Jaebum sambil menununjukkan
winknya dan eyesmilenya yang dapat menyihir semua orang, bahkan dirikupun
pernah tersihir akan eyesmilenya.
“Yak! Apa-apaan kau menyuruh anakku memanggilmu Oppa!” seru Wooyoung yang
sedari tadi menguping pembicaraan kami.
“Yeonju-a. Panggil saja dia samchoon” ujar Wooyoung.
“Jaebum Oppa! Sebaiknya kita main diluar saja” ujar Yeonju dengan memelas
kepada Jaebum.
“Yak! Yeonju-a. Kau lebih suka Appa atau Jaebum?” tanya Wooyoung.
“Jaebum Oppa!” seru Yeonju.
“wae?” tanyaku.
“Jaebum Oppa lebih tampan dari Appa” jawab Yeonju dengan polosnya.
Yeonju kemudian langsung meminta gendong pada Jaebum, Jaebum langsung
menanggapi permintaan Yeonju dan menggendongnya di punggung. Merka langsung
kabur ke luar, sementara aku berjalan pelan-pelan mengikuti mereka.
“Yeobo” seru Wooyoung.
Aku berpura-pura tidak mendengarnya dan tetap berjalan meninggalkannya.
“Sangmi-ya! Jang Sangmi” serunya lebih keras.
Dengan kesal aku menoleh.
“Apa aku mengenalmu ahjussi?” tanyaku sambil menekankan kata Ahjussi, kata
yang sering aku ucapkan ketika aku sedang marah kepada Wooyoung, bahkan aku
pernah memanggilnya dengan Haraboeji ketika aku sangat marah kepadanya.
Wooyoung menarikku masuk ke ruang tunggu 2pm, dan mengajakku berbicara
berdua dengannya.
“Wae? Kenapa kau kemari?” tanyanya.
“Kenapa kau tidak membalas pesanku? Kenapa kau mengabaikan panggilanku?
Kenapa kau mematikan ponselmu?” tanyaku dengan nada tinggi setengah terisak.
“Aku sibuk” jawabnya singkat.
“Kau sibuk atau memang kau tidak mau mengangkat panggilanku hah? Junho
bilang kau tidak sibuk, dan jadwal mereka tidak padat. Tapi kenapa kau malah
tidak meneleponku sekalipun. Bahkan Junho juga menyempatkan waktu luangnya
untuk menelepon Naomi. Sesibuk-sibuknya, kau harusnya meneleponku. Kau ini
kan...” belum sempat aku melanjutkan kata-kataku, ia sudah menciumku. Aku
membelalakkan mataku. Sungguh aku terkaget dengan ini semua. Akupun segera
mendorong Wooyoung menjauh.
“Oppa! I hate you!” teriakku langsung berjalan keluar, kemudian ia
menghentikan langkahku dengan memelukku dari belakang.
“Bukankah kau sangat menyukai back hug?” tanyanya sambil memelukku dengan
eratnya.
Blush, semburat merah dipipiku langsung muncul. Aku kaget serta malu dari
mana dia mengetahui semuanya. Beberapa menit kemudian JYP memergoki kami
berdua.
“Yak! Kalian berdua ini. Kalian bisa melakukan itu di rumah, kenapa kalian
malah bermesraan di backstage huh?” tanya JYP.
Aku berusaha melepaskan pelukannya, tetapi semakin aku berusaha melepaskan,
semakin erat dia memelukku.
“Oh, geez. kalian ini. Wooyoung-a get ready in 30 minutes okay?” ucap JYP
yang langsung meninggalkan kami berdua.
“Ahjussi, lepaskan aku. Kau harus bersiap-siap naik ke panggung huh!”
ucapku.
“Sirheo. Aku akan melepaskanmu jika kau berjanji untuk tidak marah lagi”
ujarnya.
“Baiklah. Aku berjanji tidak akan marah lagi.” ujarku.
“Jangan pernah memanggilku Ahjussi maupun Haraboeji lagi ya?” tanyanya.
“Baiklah yeobo.” Jawabku.
Kemudian dia melepaskan pelukannya dan bergegas ke fitting room, tetapi
sebelumnya ia sempat mengecup bibirku sekilas. Setelah kepergiannya, Jaebum
mengantarkan Yeonju kembali kepadaku. Aku kemudian mengajaknya untuk menonton
penampilan Appanya. Kami duduk di tempat yang tidak terlalu jauh dari panggung
dan tidak terlalu dekat dengan panggung. Yeonju sangat excited saat melihat
appanya naik ke panggung. Lagu pertama yang Wooyoung nyanyikan adalah Sexy
Lady, kemudian disusul para member 2pm menyanyikan Go Crazy dan I’m your man
bersama-sama di atas panggung. Setelah mereka menyanyi diadakan fantalk
beberapa menit. Mereka megucapkan bahwa mereka sangat bahagia karena
dapat bertemu dengan Hottest Paris.
“Good night Paris. Saranghae Yeobo, ttal (daughter)” ucap Wooyoung.
Setelah Wooyoung mengatakan kata-kata tersebut, para fans langsung
mencari-cari diriku dan Yeonju diantara kerumunan fans disini. Dan akhirnya
mereka menyadari kehadiranku. Aku langsung memberi hormat kepada mereka,
sementara mereka tersenyam-senyum melihatku dan Yeonju. Well, ini pertama
kalinya aku membawa Yeonju ke publik seperti ini.
Selesai konser, aku segera pamit ke JYP karena aku tidak dapat menghadiri
pesta rutin sehabis konser. JYP memaklumi keadaanku dan menyarankanku agar
segera beristirahat. Wooyoung mengajakku dan Yeonju ke kamar hotelnya. Di
kamar, aku langsung menidurkan Yeonju di kasur dan menyiapkan air hangat untuk
Wooyoung mandi. Namun, Wooyoung menyuruhku untuk beristirahat saja, karena ia
yang akan mengurus semuanya. Aku pun menurut dan langsung menghempaskan diriku
ke kasur dan tidur.
Sangmi Pov end
Wooyoung Pov
Sehabis mandi, aku melihat istriku tidur dengan nyenyaknya dan itu
membuatku merasa bersalah karena telah meninggalkan dirinya begitu lama, tapi
apa boleh buat, aku kan mencari nafkah untuk keluargaku, untuk istriku dan
Yeonju kami. Paginya, untuk menebus rasa bersalahku kepada Yeonju dan juga
terutama kepada istriku, aku membuatkan sarapan untuknya, makanan yang sangat
ia sukai. Yeonju terbangun setelah aku selesai membuat sarapan. Aku segera
mengajak Yeonju untuk menyikat giginya, agar Yeonju tidak membangunkan Sangmi
yang sedang tertidur pulas.
Segera setelah semuanya beres, aku melihat istriku mengerjapkan matanya.
Aku segera menyapanya saperti yang aku lakukan di rumah.
“Good morning” sapaku.
Aku membantunya untuk bangun dari tempat tidur. Setelah sarapan, kami
langsung berjalan-jalan di Paris. Aku tahu kalau Sangmi pasti sangat senang,
mengingat ia dulu sangat ingin ke Paris. Di perjalanan, Yeonju merengek meminta
gendong ibunya, tetapi melihat Sangmi yang kelelahan membuatku menggendong
Yeonju. Tiba-tiba sesuatu menangkap mata istriku, dia berteriak dan berlari
menghampiri sebuah toko pakaian seolah-olah dia melihat idolanya, tunggu dulu,
tetapi idolanya selama ini kan hanya aku, hanya ada aku dimatanya. Kemudian,
dengan penasaran aku mengikuti istriku. Dia menghampiri rak baju-baju. Dia
kemudian mengambil salah satu dari baju itu, kemudian dia menghampiri rak baju
yang lain dan mengambil baju. Setelah selesai, dia menghampiriku.
“Yeobo, belikan aku ini” pintanya.
Aku mendongak melihat ke arahnya, dan aku dikejutkan oleh baju yang berada
di tangannya, bukan hanya satu maupun dua, ia memegang 10 baju dengan harga
satu baju yang lumayan mahal.
“Tapi, bukankah itu terlalu banyak chagi?” tanyaku.
“Jebalyo. Uang di visaku semakin menipis karena itu aku memakai uangmu”
jawabnya dengan muka yang memelas.
Semenjak dia mengandung, dia tidak kuijinkan untuk bekerja, jadi tidak
heran uangnya menipis. Melihatnya memelas dengan muka seperti itu membuatku
simpati kepadanya dan memberikan visaku secara cuma-cuma.
“Gumawo” ucapnya pelan sambil berlari kecil ke arah kasir.
Sepuluh potong pakaian cukuplah berat, tetapi aku tetap kuat membawanya
sambil menggendong Yeonju yang entah sejak kapan sudah tertidur pulas. Kami
memutuskan untuk makan siang di restaurant Italia yang terkenal, tetapi
ternyata di dalam restaurant tersebut banyak orang yang mengenali kami. Mereka
meminta untuk berselfie denganku, dan juga ada yang meminta tanda tanganku. Aku
melihat istriku di sela-sela melayani para fans, ia duduk di kursinya dengan
mulut manyun-manyun tanda ia sedang kesal. Tak mau membuat marah istriku, aku
segera mengakhiri fans service, dan kembali duduk di depan istriku.
“Apa kau cemburu melihatku dekat dengan fans-fans tadi?” tanyaku.
“Ani, aku hanya merasa risih” jawabnya.
“Kalau begitu apa aku harus melanjutkan fans service? Haruskah aku menerima
layanan hug?” godaku.
Mendengar godaanku, istriku langsung memelototiku. Aku terkekeh dengan
sikapnya yang agak kekanak-kanakan.
Saat istriku memakan makanannya, Yeonju berlarian keseluruh restaurant
membuatku susah menangkapnya. Untunglah, salah satu fans menangkap Yeonju dan
menyerahkannya ke gendonganku. Aku kembali ke tempat duduk dan menyuapi Yeonju
bubur kesukaanya, sementara istriku memakan makanannya sambil sesekali
menyuapiku sesendok nasi.
Kami menjelajahi seluruh kota Paris dalam sehari, karena kami harus kembali
ke Seoul malam harinya.
Wooyoung Pov end.
Author Pov
Sepasang suami istri beserta anak perempuannya yang masih berusia 3 tahun
keluar dari bandara Incheon. Mereka disambut oleh fans-fans 2pm. Sebelum
memasuki mobil, mereka sempat melambaikan tangan mereka ke arah fans dan
tersenyum. Melihat lambaian sepasang suami istri tersebut, para fans menjerit,
mereka tidak menyangka bahwa mereka tidak akan melupakan para fans. Meskipun
sang Istri merupakan model tetapi bukan model profesional, mereka tetap
mendukung kedua pasang suami istri tersebut.
Sementara di dalam mobil meninggalkan bandara Incheon, Sangmi tersipu malu.
Ia tidak menyangka bahwa ia akan disambut oleh banyak fans seperti itu.
“Bukankah menyenangkan mempunyai suami idol sepertiku?” tanya Wooyoung.
“Uhm, iya. Tapi aku masih membayangkan jika aku menikah dengan Jaebum, atau
Jungkook atau Chanwoo, pasti fans yang menyambutku bakal lebih banyak dan
mereka pasti masih muda-muda” ujar Sangmi.
“Tapi kalau kau menikah dengan Jaebum, Jungkook, maupun Chan siapa
tadi, kau bakal di bash oleh banyak fans” ujar Wooyoung sambil tertawa.
Sesampainya di Apartemen mereka di kawasan Gangnam, mereka membereskan
barang-barang. Di tengah-tengah kesibukan, ponsel Sangmi berbunyi, ia
mengangkatnya. Setelah menutup telepon, wajah Sangmi keliatan ragu untuk
menanyakan suaminya.
“Telepon dari siapa itu?” tanya Wooyoung.
“uu..uhm.. YG sajangnim meneleponku, ia berkata bahwa besok aku diharuskan
kembali bekerja. Dan aku ada pemotretan untuk majalah Vogue minggu depan.
Bbb... bolehkan jika aku bekerja besok?”
“Uhm... aku tidak ada jadwal bulan ini, kalau kau tidak kecapaian aku
membolehkanmu”
“Gumawo yeobo” ucap Sangmi sambil mengecup bibir Wooyoung sekilas.
Paginya, Sangmi sudah bersiap-siap untuk berangkat bekerja, tetapi
sebelumnya ia sudah memasakkan makanan untuk suami dan anaknya. Saat ia akan
melangkahkan kaki keluar pintu apartemen, ia mendengar suara Yeonju yang
memanggilnya dan berlari ke arahnya.
“Eomma eodiga?” tanyanya.
“Eomma mau bekerja sayang. Kau baik-baik di rumah ya dengan Appa.” Jawabnya
sambil menciumi pipi anak satu-satunya itu.
Yeonju yang masih kecil tidak mengerti kenapa eomma dan appanya selalu
pergi bergantian, ia hanya mengetahui bahwa mereka bekerja untuk mencari uang.
Memang, kehidupannya sebagai anak dari sepasang selebriti membuatnya jarang
bertemu dengan eomma dan appanya secara bersamaan. Tetapi suatu saat Yeonju
kecil akan mengerti jerih payah orang tuanya. Dan suatu saat mereka akan pulang
bersamaan dan menikmati waktu keluarga mereka.
The End.
[Comment]
Yeaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah............ mutskyyy is
back, baby!! *alay *okelupakan
I'm sorry for the typo and kesalahan kata dalam penulisan ff ini
Akhirnya setelah hiatus saya kembali pemirsaaaah... Awalnya bingung mau
nulis apa, tetapi tiba-tiba muncul pelangi setelah mendengarkan lagu Comeback
Homenya 2ne1.
Karena gue masih setia sama pasangan Woo-mi, dan gue gak mau kalah sama
Sungmin-Saeun, lahirlah ff ini. Karena gue males ngelanjutin lagi, jadilah
oneshoot.
By the way Merry Christmas everybodeeeh and Happy new year readers!
bow with my lovely hubby, Jang Wooyoung
No comments:
Post a Comment